/* CURSOR CSS GENERATOR - FRIENDSTER-TWEAKERS.COM */ body { cursor:url("http://cursor.com/images/10a.gif"),default;}

Senin, 08 November 2010

PANDANGAN MENGENAI KOPERASI MASA KINI

Nama : Theresia
NPM : 25209099
Kelas : 2 EB 17


     Adalah sebuah hal yang tidak mungkin, keniscayaan tentang fenomena-. fenomena nyata ( bahasa ilmiahnya : faktual ) di lapangan yang tak terbantahkan lagi kebenarannya bahwa secara kasat mata dan  sekaligus bisa dirasakan adanya ketidakstbilan ekonomi ( berhubungan juga dengan koperasi ) di seluruh penjuru Nusantara, bahkan secara nasional ekonomi koperasi Negara kita masih sangat memprihatinkan. Sampai sejauh ini dari era Orde Baru hingga era Reformasi, penciptaan iklim perekonomian memang belum kondusif bagi koperasi. Sungguhpun demikian, betapapun kondisinya masih mengundang rasa prihatin dan miris, namun sejatinya sesuai dengan fenomena-fenomena faktual di lapangan, koperasi telah memberikan kontribusi sangat berarti baik secara moril maupun materiil bagi kalangan komunitas anggotanya. Kontribusi secara moril yaitu berupa dengan menumbuhkan iklim kebersamaan berusaha yang kental dengan nilai-nilai demokrasi dan nilai-nilai kekeluargaan. Adapun kontribusinya secara materiil adalah berupa pelayanan terhadap anggota, untuk menyejahterakan para anggota. Dapat dibayangkan bagaimana para nelayan bakal melaut, sekiranya tanpa memperoleh perbekalan dari koperasi mereka, koperasi nelayan? Perbekalan melaut sebuah kapal nelayan berupa -solar, es, garam, beras, gula, kopi termasuk air bersih selama sepekan bagi crew sebanyak 12 s/d 16 orang diperlukan uang sekitar
RP. 20, -juta. Dan itu hanya salah satu contoh, bukankah mereka bias saja tanpa pikir panjang akan lari kepada cukong ataupun rentenir, seandainya tiada koperasi perikanan/nelayan? Begitu pula dengan koperasi persusuan. Kontribusinya sangatlah signifikan. Selain menyediakan konsentrat, unit perawatan pengawetan termasuk alat pengatur suhu dan pengatur kadar air susu, mengimpor bibit unggul (sapi perah), koperasi susu juga menangani pemasaran susu produk anggota-anggotanya ke pabrik-pabrik susu kental seperti halnya Nestle (Malang) dan Sari Husada (Yogyakarta). Koperasi susu
yang tergabung di dalam GKSI (Gabungan Koperasi Su$u Indonesia) inilah yang paling eksis menampilkan sosok jatidirinya sebagai pelaku ekonomi kerakyatan yang survive dan solid. Belum lagi dengan halnya jenis koperasi lain misalnya koperasi fungsional dilingkungan AD, AL, AU, Kepolisian, Pegawai Negeri -yang setiap saat siap dibuat kewalahan oleh para anggotanya guna menalangi kebutuhan mereka, betapa kontribusi lembaga ekonomi rakyat itu sangat dirasakan manfaatnya dikalangan komunitas anggotanya. Itulah antara lain kontribusi koperasi yang menitikberatkan pada pelayanan terhadap anggota, guna meningkatkan kesehjateraan para anggota, dan praktis juga memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja yang tidak kecil jumlahnya.
     Memperhatinkan bukan? Lalu, apa yang sebenarnya Negara kita butuhkan bagi koperasi kita? Koperasi adalah bagian ekonomi. Dan dasar perekonomian Negara kita adalah ekonomi kerakyatan. Untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yang kita inginkan untuk Negara ini, tentulah dibutuhkan pelaku-pelaku ekonomi kerakyatan yang andal sedangkan pelaku-pelaku ekonomi kerakyatan yang sekarang yaitu Koperasi dan UKM, sebagian besar masih cenderung memprihatinkan keadaannya, sehingga dengan kondisinya yang rata-rata kurang menggembirakan itu, sangat masih jauh dari andal. Sungguhpun pelaku-pelaku ekonomi pinggiran ( yang dimarjinalkan oleh sistem ekonomi KKN yang oligopolis-monopsonis dengan segala konglomerasinya ) itu ternyata tahan banting terhadap goncangan badai krismon ( maksudnya krisismoneter ), tetapi untuk mampu berperan sebagai pelaku ekonomi yang andal ( solid ), tentulah memerlukan pemberdayaan. Dan guna menunjang upaya pemberdayaan yang paling substansial- fundamental, rupanya hanyalah dengan "paradigma baru". Dalam konteks ini, paradigma baru dimaksudkan sebagai cakrawala berpikir, cara pandang atau pun cara pendekatan yang baru yaitu bahwa "koperasi" adalah "Badan Usaha" yang berwatak ( bersifat ) sosial. Suatu jenis Badan Usaha yang berorientasi pada prinsip ekonomi yang mengutamakan pendekatan keuntungan ( profit motive, profit approach ataupun profit oriented ), juga tetap kental dengan jatidirinya yang bercirikan kebersamaan berdasarkan alas kekeluargaan sebagai cerminan dari watak sosialnya.
     Dengan paradigma baru tersebut, para pengelola koperasi memiliki kesempatan lebih leluasa untuk menggerakkan roda usahanya, termasuk mengakses modal kerja ataupun modal usaha dari mana pun asal halal, dan mengakses berbagai peluang bisnis baik dari pemerintah maupun dari non pemerintah dengan memperluas jaringan usaha bukan saja di seluruh jajaran gerakan koperasi, namun juga di kalangan swasta dan BUMN guna memperoleh nilai tambah yang optimal sepanjang sesuai dengan norma-norma beserta aturan main yang berlaku tanpa meninggalkan nilai-nilai moral dan etika berusaha.
Memang, untuk memberdayakan terlebih untuk membesarkan Koperasi tentulah dibutuhkan insan-insan Koperasi Profesional yang andal, memiliki kepekaan naluri berusaha yang tinggi, dan memiliki komitmen yang jitu ( patent ) nota bene yang mengutamakan kepentingan koperasi diatas kepentingan pribadi. Semoga semua ini dapat terwujud cepat atau lambat...^_^Kita berdoa saja!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar